Lagu Perjuangan

TAG

Shalat Hajat Untuk diri sendiri



Ma’had Darul Qur’an Walhadist Al-Majidiyah Assyafi’iyah Nahdlatul Wathan Anjani sejak berdirinya sampai sekarang masa belajarnya empat tahun bagi santri laki-laki dan tiga tahun bagi santri perempuan, dengan menggunakan busana putih-putih bawah dan atas serta belajarnya dengan metode duduk bersila atau yang lebih dikenal dengan metode halaqah, dibimbing oleh para Masyaikh (Dosen) sebagian besar Alumnus Madrasah Assaulatiyah Makkah Al-Mukarromah, ini sesuai dengan tradisi yang ditinggalkan oleh pendiri MDQH NW Anjani yakni Al-Magfurullahu Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dari santri tingkat satu sampai dengan tingkat empat 70% mampu menbaca kitab kuning atau kitab gundul sesuai dengan kaidah Nahwu dan Saraf. Ma’had Darul Qur’an Walhadist Al-Majidiyah Assyafi’iyah Nahdlatul Wathan Anjani sejak berdirinya sampai sekarang masa belajarnya empat tahun bagi santri laki-laki dan tiga tahun bagi santri perempuan, dengan menggunakan busana putih-putih bawah dan atas serta belajarnya dengan metode duduk bersila atau yang lebih dikenal dengan metode halaqah, dibimbing oleh para Masyaikh (Dosen) sebagian besar Alumnus Madrasah Assaulatiyah Makkah Al-Mukarromah, ini sesuai dengan tradisi yang ditinggalkan oleh pendiri MDQH NW Anjani yakni Al-Magfurullahu Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dari santri tingkat satu sampai dengan tingkat empat 70% mampu menbaca kitab kuning atau kitab gundul sesuai dengan kaidah Nahwu dan Saraf. Ma’had Darul Qur’an Walhadist Al-Majidiyah Assyafi’iyah Nahdlatul Wathan Anjani sejak berdirinya sampai sekarang masa belajarnya empat tahun bagi santri laki-laki dan tiga tahun bagi santri perempuan, dengan menggunakan busana putih-putih bawah dan atas serta belajarnya dengan metode duduk bersila atau yang lebih dikenal dengan metode halaqah, dibimbing oleh para Masyaikh (Dosen) sebagian besar Alumnus Madrasah Assaulatiyah Makkah Al-Mukarromah, ini sesuai dengan tradisi yang ditinggalkan oleh pendiri MDQH NW Anjani yakni Al-Magfurullahu Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dari santri tingkat satu sampai dengan tingkat empat 70% mampu menbaca kitab kuning atau kitab gundul sesuai dengan kaidah Nahwu dan Saraf. Ma’had Darul Qur’an Walhadist Al-Majidiyah Assyafi’iyah Nahdlatul 

Wathan Anjani sejak berdirinya sampai sekarang masa belajarnya empat tahun bagi santri laki-laki dan tiga tahun bagi santri perempuan, dengan menggunakan busana putih-putih bawah dan atas serta belajarnya dengan metode duduk bersila atau yang lebih dikenal dengan metode halaqah, dibimbing oleh para Masyaikh (Dosen) sebagian besar Alumnus Madrasah Assaulatiyah Makkah Al-Mukarromah, ini sesuai dengan tradisi yang ditinggalkan oleh pendiri MDQH NW Anjani yakni Al-Magfurullahu Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dari santri tingkat satu sampai dengan tingkat empat 70% mampu menbaca kitab kuning atau kitab gundul sesuai dengan kaidah Nahwu dan Saraf. Ma’had Darul Qur’an Walhadist Al-Majidiyah Assyafi’iyah Nahdlatul Wathan Anjani sejak berdirinya sampai sekarang masa belajarnya empat tahun bagi santri laki-laki dan tiga tahun bagi santri perempuan, dengan menggunakan busana putih-putih bawah dan atas serta belajarnya dengan metode duduk bersila atau yang lebih dikenal dengan metode halaqah, dibimbing oleh para Masyaikh (Dosen) sebagian besar Alumnus Madrasah Assaulatiyah Makkah Al-Mukarromah, ini sesuai dengan tradisi yang ditinggalkan oleh pendiri MDQH NW Anjani yakni Al-Magfurullahu Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dari santri tingkat satu sampai dengan tingkat empat 70% mampu menbaca kitab kuning atau kitab gundul sesuai dengan kaidah Nahwu dan Saraf.

Ma'had Megucapkan Selamat Hari Idul Adha

Ma’had Darul Qur’an Walhadist Al-Majidiyah Assyafi’iyah Nahdlatul Wathan Anjani sejak berdirinya sampai sekarang masa belajarnya empat tahun bagi santri laki-laki dan tiga tahun bagi santri perempuan, dengan menggunakan busana putih-putih bawah dan atas serta belajarnya dengan metode duduk bersila atau yang lebih dikenal dengan metode halaqah, dibimbing oleh para Masyaikh (Dosen) sebagian besar Alumnus Madrasah Assaulatiyah Makkah Al-Mukarromah, ini sesuai dengan tradisi yang ditinggalkan oleh pendiri MDQH NW Anjani yakni Al-Magfurullahu Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dari santri tingkat satu sampai dengan tingkat empat 70% mampu menbaca kitab kuning atau kitab gundul sesuai dengan kaidah Nahwu dan Saraf. Ma’had Darul Qur’an Walhadist Al-Majidiyah Assyafi’iyah Nahdlatul Wathan Anjani sejak berdirinya sampai sekarang masa belajarnya empat tahun bagi santri laki-laki dan tiga tahun bagi santri perempuan, dengan menggunakan busana putih-putih bawah dan atas serta belajarnya dengan metode duduk bersila atau yang lebih dikenal dengan metode halaqah, dibimbing oleh para Masyaikh (Dosen) sebagian besar Alumnus Madrasah Assaulatiyah Makkah Al-Mukarromah, ini sesuai dengan tradisi yang ditinggalkan oleh pendiri MDQH NW Anjani yakni Al-Magfurullahu Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dari santri tingkat satu sampai dengan tingkat empat 70% mampu menbaca kitab kuning atau kitab gundul sesuai dengan kaidah Nahwu dan Saraf. Ma’had Darul Qur’an Walhadist Al-Majidiyah Assyafi’iyah Nahdlatul Wathan Anjani sejak berdirinya sampai sekarang masa belajarnya empat tahun bagi santri laki-laki dan tiga tahun bagi santri perempuan, dengan menggunakan busana putih-putih bawah dan atas serta belajarnya dengan metode duduk bersila atau yang lebih dikenal dengan metode halaqah, dibimbing oleh para Masyaikh (Dosen) sebagian besar Alumnus Madrasah Assaulatiyah Makkah Al-Mukarromah, ini sesuai dengan tradisi yang ditinggalkan oleh pendiri MDQH NW Anjani yakni Al-Magfurullahu Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dari santri tingkat satu sampai dengan tingkat empat 70% mampu menbaca kitab kuning atau kitab gundul sesuai dengan kaidah Nahwu dan Saraf. Ma’had Darul Qur’an Walhadist Al-Majidiyah Assyafi’iyah Nahdlatul Wathan Anjani sejak berdirinya sampai sekarang masa belajarnya empat tahun bagi santri laki-laki dan tiga tahun bagi santri perempuan, dengan menggunakan busana putih-putih bawah dan atas serta belajarnya dengan metode duduk bersila atau yang lebih dikenal dengan metode halaqah, dibimbing oleh para Masyaikh (Dosen) sebagian besar Alumnus Madrasah Assaulatiyah Makkah Al-Mukarromah, ini sesuai dengan tradisi yang ditinggalkan oleh pendiri MDQH NW Anjani yakni Al-Magfurullahu Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dari santri tingkat satu sampai dengan tingkat empat 70% mampu menbaca kitab kuning atau kitab gundul sesuai dengan kaidah Nahwu dan Saraf.

MDQH NW Anjani

Ma’had Darul Qur’an Walhadist Al-Majidiyah Assyafi’iyah Nahdlatul Wathan Anjani yang disingkat MDQH NW yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani dengan mengkhususkan mengkaji kitab kuning atau kitab ulama’-ulama’ Salafusshalih yang metode belajarnya dengan metode halaqah.